"BIARKAN BUNGA ITU TETAP DI TANAH"

kemarin aku bermain di taman
bersama setangkai bunga yang menawan
sesekali kudekap harumnya
coba merayap ke dalam kelopaknya

seekor kupu-kupu mengitari kepalaku
lalu hinggap di mataku yang membeku
tiba-tiba seekor lebah berdengung
menancapkan pantatnya ke hidung

aku pun lompat dari sepatuku
melelehkan mata beku ku
dengan lembut kuletakan itu bunga
di tanah yang bertahun-tahun dibina

aku menjauh perlahan merangkak
harumnya kusimpan di hidungku yang bengkak
kini aku pulang bersama derasnya hujan
kembali ke jalan sunyi tanpa harapan

"SELALU ADA"

Kami berdiri di tiap pinggir jalan
Berjajar rapat mengais harapan
Walau enggan, kami coba bertahan
Entah mampu sampai kapan

Kami merapat di bawah jembatan
Untuk sekedar rebahkan badan
Berdoa agar ini malam tidak hujan
Agar tidak basah dan kedinginan

Kami tidak akan mati ditelan jaman
Kami selalu hadir disela kemewahan
Kompensasi atas kenyamanan tuan

"KAMARKU"

kau usang dan lapuk
jejak air di tembok merambat dari langit-langit
warnanya kuning seperti lukisan abstrak
lumayan sebagai hiasan

kau keropos, kurang zat besi
kusentuh lembut kau pun rontok
biar bagaimana pun kondisimu
kau adalah suaka jiwaku

"DOSA"

di hari yang fitri ini pun,

bersih dan suci seperti terlahir kembali,

seperti isi ketupat yang putih,

disaat yang sama aku mengunyah,

disaat itu pula aku bikin dosa pertama,

Mengumpat dunia yang menghitam.

"AKI-AKI"

Hari sudah senja

Bara asa masih menyala

Apa daya raga tua

Sebentar lagi tutup usia

"GUNUNG"

Di puncak tertinggi

Tak ada kata-kata lagi

Habis dilahap pesona ilahi

Hanya doa terucap dalam hati